Translate

Kamis, 24 November 2011

MISTERI DIBALIK DANA APBN 5 MILYARD RSBI SMKN BPPKT SULAWESI SELATAN

 Sejak mula November 2010 telah dikucurkan dana APBN oleh kementrian pendidikan RI untuk pembangunan disekolah SMKN BPPKT yang kini lebih dikenal RSBI SMKN BPPKT. Nilai besarannya pun fantastic sebesar 5 milyard, yang kemudian konon kabar diswakelolakan untuk pembangunan infrastuktur dan non infrastruktur. Sebab dana sebesar ini diswakelolakan, maka kami tim investigasi dari beberapa LSM dan media mencoba menelusuri dana 5 milyard itu. Hasil investigasi terakhir pun tertuang dengan beberapa keganjilan.

November 2011 dana tersebut masuk ke rekening sekolah dan pembangunan dimulai February 2011, tutur wakil kepala sekolah (T) saat jumpa pertama. Tambah tentang APBN yang diswakelolakan tersebut tidak berkomentar banyak hanya mengarahkan kepada kepala sekolah SURYA PATU. Dari hasil lanjut perbincangan kami bertemu salah satu guru (A) juga bertutur sama, diswakelolakan dari pusat jakarta dengan adanya MOU. Pembangunan pun kami pertanyakan prihal waktu kerja dan persyaratan tentang proyek swakelola, pihak staff beserta wakil kepala sekolah kembali kurang berkomentar banyak, hanya mengarahkan kepada kepala sekolah kembali.
RAB pun kami mencoba mempertanyakan yang nilai sangat fantastic berkisar 100 juta untuk renofasi 4 ruangan yang masih cukup kecil dan dan beberapa diklat dan latihan yang tertera di RAB dikarenakan ada guru yang bertanya sejak kapan kami ada diklat karena kami kurang tahu tentang adanya diklat tutur guru saat kami berjumpa. Untuk lokasi lapangan olahraga yang konon kabar untuk lapangan voley dan fotzal belum ada kelihatan dari september 2011 kunjungan kami sampai november ini juga belum ada kelihatan. Tutur salah satu orang yang kami jumpai, mengatakan kiranya dia(red) mau dibuat ajang adu ikan lele karena bentuknya kayak kolam aduan lele katanya ambil tertawa.
Saat perjumpaan dengan SURYA PATU sang kepala sekolah diruang kerjanya, berkomentar datar juga pembanguanan ini diswakelolakan dengan adanya MOU dari pusat Jakarta. Sayang kami tidak dapat melihat MOU terebut jadi masih bersifat konon kabar di swakelolakan.
Untuk keterlambatan pembangunan yang kurang jelas sebabnya, juga tidak ada kejelasan yang pasti. Andai dana sebesar 5 milyard, kenapa untuk bahan bangunan saja para tukang ada yang berkomentar lambat dan itu karena kemungkinan dana kurang, tutur salah satu tukang dan beberapa orang yang kami jumpai saat berputar-putar dilokasi. Tata ruang untuk ruangan pun kurang baik, adanya toilet yang didepan ruang mesin yang juga belum selesai.
Tanggapan kepala dinas pendidikan pun saat kami konfirmasi tentang dana APBN tersebut berkomentar datar kurang memonitor dana tersebut dikarenakan dana itu langsung ke rekening sekolah bukan ke dinas pendidikan.
Hingga berita ini tersebar, kami beberapa wartawan masih mengindikasikan adanya kemisterian dana APBN tersebut karena keterlambatan pembanguan sedangkan dana besar turun ke rekening sekolah. (JR)(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar